MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKEAKSARAAN MELALUI CERITA RAKYAT
[ Download Lampiran ]
Permasalahan buta aksara dalam kehidupan telah menjadi
permasalahan bangsa. Berdasarkan data Ditbindiktara Tahun 2017 menunjukkan
jumlah penduduk buta aksara nasional sebesar 2,07 % atau sebanyak 3,4 juta
jiwa. Khusus diwilayah Sulawesi Selatan jumlah buta aksara masih sebesar 4,49 %
atau sebanyak 252.769 jiwa yang menempatkan posisi ke 6 terpadat buta aksara di
Sulawesi Selatan. Data tersebut menunjukkan wilayah Sulawesi Selatan termasuk kantung
buta aksara di Indonesia yang perlu mendapat perhatian dalam rangka percepatan
penuntasan buta aksara.
Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut telah menjadi
fokus perhatian bersama, dan bahkan mendapat perhatian serius oleh pemerintah,
masyarakat dan seluruh pemangku kebijakan. Hal itu dimaksudkan untuk
meningkatkan daya saing masyarakat ditengah arus persaingan global.
Begitu pentingnya pemecahan permasalahan ini sehingga
pemerintah telah menjadikan program penuntasan buta aksara sebagai bagian dari
program pembangunan hingga menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Mereka
tertinggal dalam hal pengetahuan, keterampilan dan sikap mental sehingga akses
terhadap komunikasi dan informasi untuk membuka cakrawala dunia sangat terbatas
karena mereka belum memiliki kemampuan keaksaraan yang memadai. Keaksaraan merupakan
prasyarat penting bagi setiap warga negara untuk menjadi individu pembelajar.
Kemampuan keaksaraan membuka kesempatan luas bagi setiap individu mengenal
dunia sekitarnya, memahami berbagai faktor yang mempengaruhi lingkungannya,
berpartisipasi aktif dalam pembangunan dan kehidupan demokrasi, serta
memperkuat identitas kebudayaannya. Untuk memelihara keberaksaraan peserta
didik setelah mengikuti pendidikan keaksaraan dasar, pemerintah telah
mengupayakan menyelenggarakan pendidikan keaksaraan lanjutan yang dapat
ditempuh melalui program pendidikan multikeaksaraan. Pendidikan multikeaksaraan
merupakan pendidikan keaksaraan yang menekankan peningkatan keberagaman
keaksaraan dalam segala aspek kehidupan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat
untuk meningkatkan keterampilan profesi, pekerjaan atau kemahiran yang dimiliki
dan diminati peserta didik.
Wujud
pelayanan pendidikan bukan hanya sekedar dapat membaca, menulis dan berhitung
saja tetapi perlu pelayanan pendidikan yang lebih kompleks. Maksudnya pelayanan
pendidikan keaksaraan yang menekankan peningkatan keberagaman keberaksaraan
dalam segala aspek kehidupan yang dapat diperoleh melalui layanan pendidikan
multikeaksaraan. Dengan kata lain pendidikan keaksaraan merupakan program yang
digulirkan pemerintah melalui jalur pendidikan nonformal, yang mempunyai tujuan
utama menuntaskan angka buta huruf dan akhirnya mampu memecahkan permasalahan
hidupnya.